Gus Sholah Wafat, Ansor Kabupaten Malang Instruksikan Kader Dan Anggota Sholat Ghoib

Foto : Ketua Ansor Kab malang, Husnul Hakim Sy, MH

MALANGSATU.ID – Wafatnya KH. Salahudin Wahid membawa duka yang mendalam bagi seluruh warga NU, Gus Sholah begitu beliau akrab dipanggil wafat di Rumah sakit Harapan Kita, Jakarta setelah menjalani operasi jantung, Minggu 2/2/2020.

Warga NU dan masyarakat Indonesia berduka dan merasa kehilangan tokoh panutan yang gigih memperjuangkan hak asasi manusia.

Bacaan Lainnya

KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah yang lahir di Jombang pada 11 September 1942 memang dikenal sebagai aktivis, politisi, dan tokoh yang giat memperjuangkan tegaknya Hak Asasi Manusia (HAM).

Seperti yang disampaikan oleh Ketua Ansor Kabupaten Malang, Husnul Hakim Sy, MH bahwa wafatnya tokoh NU dan cucu dari pendiri NU KH Hasyim Asyari membawa duka mendalam bagi seluruh warga NU.

“Kami sangat kehilangan dan berduka, beliau kyai yang gigih berjuang dalam penegakan HAM”, ujarnya.

Husnul menyampaikan bahwa warga NU sangat kehilangan salah satu tokoh panutan.

“Kita kehilangan tokoh panutan. Tokoh yang gigih memperjuangkan martabat kemanusiaan dan hak asasi manusia. Tokoh yang memimpikan umat agar bersatu. Semoga kita dapat meneruskan perjuangan beliau,” ujarnya.

Kemudian, Ketua Ansor Kabupaten Malang menyampaikan bahwa sesuai dengan surat instruksi PBNU No. 3856/B.11.07/02/2020 yang berisi instruksi agar seluruh jajaran pengurus dan warga NU untuk melaksanakan sholat ghoib, tahlil dan membaca surat yasin.

“Kami instruksikan kepada seluruh pengurus, kader dan anggota Ansor Kabupaten Malang untuk melaksanakan instruksi dari PBNU, yakni menggelar doa bersama, sholat ghoib, tahlil dan yasinan untuk mendoakan beliau KH Salahudin Wahid”, jelasnya.

Lebih lanjut, Husnul Hakim menyampaikan bahwa dirinya menginstruksikan tahlilan untuk mendoakan KH Salahudin Wahid selama tujuh hari.

“Seluruh pengurus PAC dan ranting kami minta menggelar tahlil selama tujuh hari  ini amaliyah baik yang diwariskan para ulama nahdlatul ulama kepada kami ketika ada kyai, suadara seagama yang meninggal dunia”, pungkasnya. (*)

Berlangganan Udpate Terbaru di Telegram dan Google Berita

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *