Investor Besar Tolak Paket Gaji Jumbo Elon Musk, Masa Depan Tesla Dipertaruhkan

Malangsatu.id-Rencana pemberian paket kompensasi superbesar kepada CEO Tesla, Elon Musk, menuai penolakan dari salah satu investor institusional terbesar perusahaan tersebut. Dana kekayaan negara Norwegia, Norges Bank Investment Management (NBIM)—yang menjadi investor terbesar keenam Tesla di luar jajaran internal memilih untuk tidak mendukung paket yang nilainya bisa mencapai US$1 triliun atau sekitar Rp16.000 triliun dalam periode 10 tahun.

Meski demikian, paket gaji tersebut masih berpotensi disetujui berkat dukungan investor besar lainnya serta kekuatan pemegang saham ritel Tesla yang terkenal solid. Aturan di Texas, tempat Tesla kini berkantor pusat, juga memungkinkan Musk menggunakan kepemilikan sahamnya untuk memberikan suara, yang totalnya mewakili lebih dari 15% hak voting.

Penolakan Menambah Ketidakpastian

Keputusan NBIM memperbesar ketidakjelasan hasil pemungutan suara yang dijadwalkan dalam waktu dekat. Selain menolak paket kompensasi, lembaga tersebut juga bersikap tidak mendukung pemilihan ulang dua anggota dewan Tesla, menilai diperlukan tata kelola yang lebih kuat untuk perusahaan dengan valuasi raksasa itu.

Perhatian NBIM berfokus pada tiga isu utama:

  • Nilai kompensasi yang dinilai terlalu besar
  • Risiko dilusi saham bagi investor lain
  • Ketergantungan Tesla pada satu figur utama

Sementara itu, Tesla menganggap paket tersebut penting untuk memastikan Musk terus membangun masa depan perusahaan yang kini bernilai US$1,5 triliun. Ancaman hengkangnya Musk menjadi faktor yang dikhawatirkan pemegang saham jika paket itu gagal disetujui.

Dukungan dan Penolakan Terbagi

Situasi semakin dinamis karena investor besar lain seperti Schwab Asset Management dan Baron Capital memberikan dukungan terhadap kompensasi Musk.

Namun dua firma penasihat pemegang saham ternama, ISS dan Glass Lewis, justru merekomendasikan penolakan dengan alasan perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham lain.

Paket kompensasi itu sendiri hanya dapat cair ketika Tesla mampu melesat mencapai kapitalisasi pasar US$8,5 triliun—hampir enam kali lipat dari posisi saat ini. Dengan demikian, Musk hanya akan menerima imbalan jika peningkatan kinerja dan pertumbuhan perusahaan terwujud dalam skala besar.

Faktor ESG Menjadi Sorotan

Langkah NBIM menunjukkan bagaimana faktor ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) kini menjadi pertimbangan utama bagi investor Eropa. Mereka cenderung berhati-hati terhadap kebijakan yang dianggap dapat memperbesar ketimpangan otoritas dalam perusahaan publik.

Jika arus dukungan investor Eropa mengikuti jejak NBIM, keputusan akhir bisa menjadi lebih menantang bagi Tesla.

Arah Tesla Bergantung pada Pemungutan Suara

Keputusan ini bukan sekadar mengenai besaran gaji seorang CEO, melainkan masa depan implementasi visi teknologi Tesla yang sangat bergantung pada Musk sebagai sosok penggerak inovasi kendaraan listrik global.

Hasil pemungutan suara beberapa hari ke depan akan menentukan:

  • Apakah Musk tetap sepenuhnya terikat memimpin Tesla
  • Atau justru melihat kemungkinan perubahan besar pada arah perusahaan