MALANGSATU.ID – Sebuah desas-desus tersiar jika Bupati Malang petahana, HM Sanusi sudah ambil ancang-ancang untuk melompat ke Partai Gerindra demi memuluskan ambisinya bertarung di Pilkada 2024.
Kabar ini mencuat di tengah kondisi perpolitikan Kabupaten Malang yang mash dinamis. Meskipun sudah mengantongi rekomendasi dari PKB, dan dipasangkan dengan Lathifah Shohib, nampaknya masih membuat hati Sanusi gundah.
Sedari awal, Sanusi menginginkan agar seluruh partai di parlemen mendukungnya. Tetapi, dalam minggu ini saja ada dua partai yang sudah bertentangan dengan keinginan Sanusi. Dua partai, Demokrat serta Hanura, lebih memilih menurunkan rekomendasi kepada H Gunawan HS dan dokter Umar Usman.
Menurut pandangan Direktur Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PuSDeK) Asep Suriaman, dirinya tidak terkejut jika rumor mengenai perpindahan Sanusi dari PDI Perjuangan ke Gerindra itu terealisasi. Pasalnya, pada 2020 silam, Sanusi juga bermanuver dari PKB ke PDI Perjuangan demi mendapatkan tiket maju Pilkada Kabupaten Malang.
“Faktor keuntungan dinilai menjadi latar belakang mengapa Sanusi rela meninggalkan partai
sebelumnya demi mendapatkan rekomendasi tiket
untuk berlaga di Pilkada Kabupaten Malang. Di sisi lain, perpindahan ini bukanlah barang baru dalam gelanggang Pemilu,” kata Asep, Minggu (18/8/2024).
Ditambahkan Asep, perpindahan partai politik bagi seorang yang berambisi maju di Pilkada bukanlah sebuah fenomena baru.
Asep menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan demi bagian pengamanan tiket. “Perpindahan politisi dari sebuah partai ke partai lain, cenderung perpindahan terjadi dari partai yang lebih kecil ke partai yang besar, atau dalam bahasa politisnya dari partai yang sedikit suaranya ke partai yang memiliki kesempatan lebih besar untuk memenangi sebuah pemilihan kepala pemerintah’.
Fenomena ini seakan menjadi trend tersendiri bagi seorang kepala daerah untuk mempertahankan
kekuasaan dan mematiskan diri dapat menjadi kepala
daerah di periode selanjutnya,” tegasnya.
Lebih lanjut, Asep pun menyayangkan jika Sanusi benar-benar memilih untuk melompat ke Gerindra hanya demi memuluskan jalan menuju kontestasi politik lima tahunan di Kabupaten Malang.
“Sederhana saja hipotesa yang terbentuk, ‘apabila partai politik yang membesarkannya saja dengan mudah ia khianati, apalagi rakyat? Bisa jadi ia akan lebih dengan mudah mengkhianati amanah rakyat’.
Sebagai seorang warga negara, saya akan sangat khawatir bila negara atau sebuah daerah dipimpin oleh seorang kutu loncat. Seorang yang hanya mengedepankan kekuasaan dan meninggalkan integritas, proses, dan idealismenya,” ungkap Asep.
Terakhir, Asep bilang, sejauh ini berdasarkan pengamatannya, hingga hari ini Sanusi belum pernah menyatakan dengan tegas bahwa dirinya akan tetap setia sebagai kader banteng.
“Ditambah lagi, Sanusi sampai hari ini belum pernah ada pernyataan tegas bahwa dia akan tetap setia di jalur merah,” pungkasnya.(*)