Peringati Hari Cinta Puspa dan Satwa (HCPS) Nasional 2019, Gubernur Ajak Masyarakat Cinta Satwa

Foto : Gubernur Jawa Timur didampingi Bupati Malang saat peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa (HCPS) Nasional 2019

MALANGSATU.ID – Peringati Hari Cinta Puspa dan Satwa (HCPS) Nasional 2019 tingkat Pemerintah Provinsi Jawa Timur digelar di Desa Tawangargi Karangploso Kabupaten Malang, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa hadir didampingi oleh Bupati Malang, Drs. H.M. Sanusi, Minggu 17/11/2019 pagi.

Gubernur Jawa Timur hadir dan memimpin serangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa (HCPS) Nasional 2019 tingkat Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan mengusung tema : Membangun Generasi Milenial Cinta Puspa dan Satwa Nasional untuk Indonesia Unggul.

Bacaan Lainnya

Mengawali kegiatannya, Gubernur meresmikan penangkaran dengan ditandai pelepasan satwa di Area Penangkaran Satwa Liar UB Forest. Ada dua jenis satwa langka dilindungi yang dilepas antara lain jenis Kijang (Muntiacus Muntjak) dan Rusa Timor (Rusa Timonrensis), masing-masing sebanyak tujuh ekor. Hewan ini berasal titipan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jatim.

Selain Bupati Malang, juga turut hadir mendampingi Gubernur diantaranya Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, MS dan Kepala BBKSDA Jatim, Dr. Nandang Prihadi, S.Hut, M.Sc.

Kemudian, Gubernur bersama rombongan bergeser untuk memimpin kegiatan ceremonial Peringatan HCPS yang bertempat di Lapangan UB Forest.

Selain memberikan arahan resmi, orang nomor satu di Jatim tersebut juga menyerahkan sejumlah bantuan kepada masyarakat, dan penghargaan bagi pihak yang terapresiasi aktif dukung cinta puspa dan satwa.

Peringatan HCPS tahun ini, juga dilengkapi dengan penanaman pohon langka dan peresmian Lahan Kehati UB Forest. Dalam kesempatan ini, Khofifah dan Bupati Malang menanam jenis pohon buah Rukem, yang kini sudah mulai langka keberadaannya. Tak ketinggalan, Gubernur juga melepas-liarkan ratusan ekor burung Cucak Kutilang dan Merbah Cerukcuk.

”Proses-proses yang dilakukan seperti ini tidak bisa kita hanya kemudian menghitung berapa burung atau hewan yang ditangkar, dan yang dilepas berapa ekor. Tetapi kita semuanya punya tugas untuk memulainya. Hari ini kita tanam, bangsa yang akan menuai”, ujar Khofifah

Disampaikan Gubernur, bahwa mencintai puspa dan mencintai satwa harus dimulai dari diri sendiri, dimulai dari yang bisa dilakukan. Beliau lantas mencontohkan, dimulai dari hari ini, tepatnya di salah satu desa yang berada di lereng Gunung Arjuno, seluruhnya yang hadir pada Peringatan HCPS ini bisa melakukan apa saja yang bisa memberikan makna bagi upaya untuk mendukung dan daya dukung keseimbangan alam. Selain di UB Forest, Gubernur juga melakukan kegiatan yang sama dengan menggolarakan ke sejumlah tempat di wilayah Jawa Timur.

”Kalau saya kan melakukannya di banyak tempat, selalu meminta ayolah ditandai dengan kegiatan menanam. Wis pokok’e, nandur, nandur, nandur. Suatu saat bangsa ini akan menuai. Zona konservasi ini milik UB Florest, namun Pemprov siap mendukung,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Malang dalam sambutannya menyampaikan selamat datang ke Gubernur serta Kepala Daerah Kota/Kabupaten se Jatim, atau yang mewakili. Bupati menyampaikan terima kasih bahwa Kabupaten Malang menjadi venue digelarnya acara Peringatan HCPS oleh Pemprop Jatim. Bupati Malang juga menyampaikan upaya Pemkab Malang yang terus berupaya mempercepat pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

”Meski demikian, seperti di sekitar lokasi acara Peringatan HCPS ini masih banyak masyarakat yang butuh uluran tangan. Di Sumber Bening untuk menuju jalan ke sekolah, anak didik harus jalan kaki sepanjang 3 km. Dalam Gerakan Membangun Desa, Pemkab Malang memberikan bantuan kendaraan roda tiga”, ujarnya

Bupati Malang mengatakan bahwa Kabupaten Malang sedang berbenah, seperti di Wajak kini dibangun Bukit Julung Pusat Konservasi Flora dan Fauna oleh Bumdes dan Kementerian. Kepanjen hotel bintang lima besok mulai berdiri. Bulan depan pabrik ragi dibangun di Bululawang, limbahnya tebu dijadikan ragi dan diekspor ke Perancis. Pemkab juga sedang kembangkan pertanian padi di lahan 30 hektar 14 ton per hektar di Desa Banjarum.

“Sehingga tidak hanya pertanian tebu yang menjadi komoditas utama, melainkan juga ada pertanian padi yang unggul dan pertanian lainnya. Juga programkan 20 sumur bor di wilayah tanah kering untuk menjadi tanah pertanian yang subur,” pungkasnya. (*)

Berlangganan Udpate Terbaru di Telegram dan Google Berita

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *