Foto : Situs Ngawonggo, situs patirtan yang ada di desa Ngawonggo |
MALANGSATU.ID – Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Ngawonggo Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang, meminta Situs Patirtan Ngawonggo segera dijadikan cagar budaya dan diresmikan menjadi destinasi wisata.
Hak ini seperti yang disampaikan oleh Ketua Pokarwis Desa Ngawonggo Tajinan Yasin, yang menyampaikan bahwa pihaknya meminta agar Situs Patirtan Ngawonggo segera dijadikan cagar budaya.
“Kami meminta agar Situs Patirtan Ngawonggo segera dijadikan cagar budaya. Lalu untuk selanjutnya bisa diresmikan menjadi destinasi wisata,” ujarnya, Senin 20/4/2020.
Yasin mengatakan bahwa sampai saat ini situs patirtan di Desa Ngawonggo masih belum dijadikan cagar budaya oleh dinas terkait.
“Karena belum menjadi cagar budaya, maka hingga proses selanjutnya masih belum bisa dijadikan destinasi wisata secara resmi”, jelasnya.
Lebih lanjut, Yasin menyampaikan bahwa meski belum dijadikan cagar budaya dan destinasi wisata, namun pemdes Ngawonggo, Pokdarwis, karang taruna dan warga yang peduli pelestarian warisan adiluhung budaya dan sejarah, telah menjalankan berbagai kegiatan positif.
Foto :Akses masuk petirtan desa ngawonggo |
“Kegiatan tersebut tidak lain adalah membangun berbagai fasilitas penunjang agar kelak semakin nyaman dan betah pengunjung yang datang di situs pemandian teristimewa di Jatim tersebut”, ujarnya.
Yasin mengatakan, pihak desa beserta Pokdarwis dan tokoh masyarakat setempat sudah menyediakan tempat untuk bersantai, yang berada di luar situs patirtan.
“Kami sudah banyak melakukan revitalisasi seperti akses jalan masuk, musholla, kamar mandi dan tempat untuk beristirahat”, ujarnya.
Yasin menjelaskan, terkait situs Ngawonggo pihaknya berharap bisa dijadikan sebuah wisata edukasi untuk anak agar lebih mengetahui sejarah dan budaya bangsa Indonesia.
“Sebelum marak Virus Covid-19, di Situs Patirtan Ngawonggo, ramai dikunjungi wisatawan lokal yaitu dari mahasiswa dari UMM, UIN dan beberapa tokoh budayawan Malang”, ungkapnya.
Yasin mengatakan, selain berwisata, tujuan khusus dari rombongan akademisi ini adalah melakukan studi banding, riset dan penelitian di bidang antropologi, dan kebudayaan.
“Kami berharap situs patirtan ini segera ditetapkan menjadi cagar budaya. Kami menilai situs ini sangat penting sebagai warisan budaya dan sejarah untuk generasi penerus,” pungkas. (*)