PDI Perjuangan Kabupaten Malang Sikapi Dengan Santai Terkait Putusan MK

Foto : Adeng bersama pengurus DPP PDIP, Ahmad Basarah
Foto : Adeng bersama pengurus DPP PDIP, Ahmad Basarah

MALANGSATU.ID – DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang tidak mempermasalahkan tentang putusan Mahkamah Konstitusi (MK), terkait batas usia Capres-Cawapres tetap 40 tahun kecuali telah berpengalaman sebagai atau sedang menjabat kepala daerah.

Hal ini seperti disampaikan oleh Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang Abdul Qodir yang mengatakan bahwa partainya tetap santai menyikapi putusan MK. Tentunya tetap terkendali, solid dan satu komando.

Bacaan Lainnya

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena kader PDI Perjuangan khususnya akar rumput sudah terdidik untuk tegak lurus dalam satu komando Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Kami pastikan tidak akan terpancing dengan gerakan lawan politik terkait isu yang dikembangkan selama ini,” ujarnya, Selasa (17/10/2023).

Adeng, mengatakan bahwa kader PDI Perjuangan Kabupaten Malang tidak akan mudah terpengaruh dengan manuver-manuver politik yang tercipta di tingkat nasional.

“Kader PDI Perjuangan di akar rumput sudah dapat dipastikan menjiwai kesabaran revolusioner sebagaimana yang diajarkan Ibu Megawati, menghadapi hantaman, adu domba yang tujuannya untuk mengecilkan PDI Perjuangan,” tegasnya.

Adeng menambahkan bahwa segala sesuatunya telah dipersiapkan dengan matang, termasuk menghadapi perjalanan politik. Semua manuver telah terbaca dan telah disikapi dengan bijak oleh PDI Perjuangan.

“Terlebih dalam menyikapi manuver-manuver yang dilakukan lawan politik, buat kami manuver itu terlalu kecil untuk disikapi secara berlebihan, karena kami dapat membaca bahwa manuver itu hanyalah upaya adu domba yang bertujuan merusak suasana kebatinan antara PDI Perjuangan dengan keluarga Jokowi, baik Jokowi sebagai kader PDI Perjuangan maupun Presiden,” ungkapnya.

Pihaknya menyadari bahwa putusan MK memang menuai pro dan kontra di masyarakat, tetapi khusus seluruh kader PDI Perjuangan di Kabupaten Malang memilih menyikapi secara bijaksana.

“Jujur ya, tidak menutup kemungkinan ada dan cukup banyak kader yang sakit hati dengan akrobat politik yang dimainkan, tapi sakit hati itu masih dapat terkontrol karena besarnya kesetiaan kami terhadap Ibu Ketum Megawati, selama Ibu Ketum perintahnya tetap jaga Jokowi dan keluarga,” tuturnya.

Adeng mengungkapkan, para kader PDI Perjuangan di akar rumput telah dirancang menjadi prajurit tangguh yang memiliki jiwa ksatria.

“Bagi kami kader yang dibawah ini, dirancang menjadi prajurit PDI Perjuangan yang ksatria, terus melakukan pendidikan politik, berpegang teguh pada etika dengan menjalankan kerja-kerja politik berbasis kerakyatan dan tegak lurus pada perintah Ibu Ketum,” tukasnya. (*)

Berlangganan Udpate Terbaru di Telegram dan Google Berita

Pos terkait