The Fed Turunkan Suku Bunga, Pasar Keuangan Bergejolak Usai Komentar Powell

Malangsatu.id-Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), kembali menurunkan suku bunga acuan pada Rabu (29/10/2025) waktu setempat. Pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps) ini membuat suku bunga berada pada kisaran 3,75%–4,00%. Keputusan tersebut diambil melalui rapat Federal Open Market Committee (FOMC) selama dua hari dengan hasil voting 10 banding 2.

Kebijakan pemangkasan suku bunga ini dilakukan sebagai upaya menjaga momentum ekonomi yang mulai menunjukkan tanda perlambatan. Namun, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell justru memicu ketidakpastian baru bagi pelaku pasar.

Siklus Kebijakan Moneter Sejak 2022

Pada periode Maret 2022 hingga Juli 2023, The Fed menaikkan suku bunga secara agresif dengan total kenaikan 525 basis poin untuk menekan inflasi. Setelah itu, suku bunga dipertahankan di level 5,25%–5,50% selama lebih dari satu tahun. Penurunan baru dilakukan pada September 2024, berlanjut hingga Desember 2024 dengan total pemangkasan 100 bps.

The Fed kemudian kembali menahan suku bunga hampir satu tahun sebelum memulai pemangkasan lagi pada September 2025 dan kini Oktober 2025. Hal ini menandai perubahan arah kebijakan The Fed menuju pelonggaran moneter yang lebih akomodatif.

Internal The Fed Terbelah dalam Pengambilan Keputusan

Keputusan rapat FOMC menunjukkan adanya perbedaan pandangan. Gubernur Stephen Miran menginginkan pemangkasan lebih besar yaitu 50 bps, sedangkan Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid ingin mempertahankan suku bunga tanpa pemotongan. Perbedaan sikap ini memperlihatkan ketidakpastian arah kebijakan moneter ke depan.

Dalam konferensi pers, Powell menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga Desember belum menjadi kepastian. Pandangannya ini membuat ekspektasi pasar berubah cepat. Berdasarkan FedWatch CME Group, probabilitas pemotongan Desember turun dari 90% menjadi 67% hanya beberapa jam setelah konferensi pers berlangsung.

Reaksi Pasar Keuangan Setelah Pengumuman Powell

Pasar saham Amerika Serikat sempat menguat ketika keputusan pemangkasan diumumkan. Namun, setelah komentar Powell yang cenderung berhati-hati terkait pengurangan suku bunga selanjutnya, pasar kembali melemah. Investor dinilai masih menunggu kejelasan arah kebijakan moneter sebelum melakukan aksi lebih jauh.

Pemangkasan suku bunga memberikan dampak langsung pada biaya pinjaman bagi konsumen dan pelaku usaha. Kredit kendaraan, hipotek, dan kartu kredit diperkirakan akan mendapatkan penyesuaian bunga yang lebih rendah, sehingga dapat mendukung aktivitas ekonomi.

Penghentian Kebijakan Quantitative Tightening (QT)

Selain pemangkasan suku bunga, The Fed mengumumkan penghentian kebijakan pengurangan neraca keuangan atau quantitative tightening (QT) mulai 1 Desember 2025. QT sebelumnya telah mengurangi kepemilikan aset The Fed sekitar US$2,3 triliun dari total portofolio senilai US$6,6 triliun.

Langkah ini menjadi bentuk pelonggaran moneter tambahan, yang sudah diperkirakan pasar sejak awal. Neraca The Fed sendiri masih berada pada level tinggi setelah meningkat signifikan selama pandemi.

Tantangan Data Ekonomi dan Risiko Inflasi

The Fed menghadapi kesulitan karena adanya penundaan publikasi data ekonomi oleh Pemerintah Amerika Serikat. Sejumlah indikator penting, seperti data ketenagakerjaan dan penjualan ritel, belum tersedia untuk periode terbaru.

Namun, sejumlah sinyal perlambatan tetap terlihat. Pertumbuhan lapangan kerja melemah, tingkat pengangguran meningkat tipis meski masih rendah, dan inflasi kembali naik menjadi 3% akibat kenaikan harga energi dan barang impor. Kekhawatiran terhadap pelemahan pasar tenaga kerja juga mulai mengemuka.

Peluang dan Risiko di Pasar Saham

Kebijakan pelonggaran moneter ini terjadi ketika pasar saham sedang menunjukkan kinerja positif, terutama didorong sektor teknologi. Meski demikian, pelonggaran yang terlalu cepat berpotensi memicu inflasi kembali naik, sehingga pasar masih perlu tetap waspada.

Secara historis, penurunan suku bunga cenderung mendukung kenaikan aset berisiko termasuk saham. Namun ketidakpastian komunikasi kebijakan The Fed dapat menahan penguatan tersebut dalam jangka pendek.

Kesimpulan: Kebijakan Masih Penuh Ketidakpastian

Keputusan The Fed turunkan suku bunga menandakan upaya menjaga stabilitas ekonomi di tengah potensi perlambatan pertumbuhan. Namun, sinyal kebijakan yang diberikan Powell menunjukkan bahwa arah moneter ke depan masih penuh pertimbangan.

Investor global kini menantikan rilis data ekonomi terbaru untuk memastikan apakah pelonggaran suku bunga akan berlanjut pada Desember mendatang. Dalam kondisi penuh ketidakpastian ini, pelaku pasar disarankan untuk tetap berhati-hati dan berbasis analisis sebelum mengambil keputusan investasi.

Leave a Comment