Malangsatu.id-Berinvestasi di pasar saham sering membuat investor merasa ragu untuk melangkah. Ketika grafik bergerak tidak menentu dan berita ekonomi dipenuhi sentimen negatif, banyak orang justru memilih diam atau menarik dana mereka karena takut rugi. Situasi ini umum terjadi, terutama bagi investor pemula yang masih mencari pijakan dalam mengambil keputusan finansial.
Namun, investor ulung melihat kondisi seperti itu dari sudut pandang berbeda. Di saat mayoritas pelaku pasar dipenuhi kecemasan, justru di situlah kesempatan besar bisa muncul. Warren Buffett, salah satu sosok paling dihormati dalam dunia investasi, telah berkali-kali menegaskan bahwa momentum terbaik sering hadir ketika orang lain kehilangan keberanian.
Filosofi Investasi Warren Buffett di Tengah Ketidakpastian
Dalam sebuah opini untuk New York Times pada tahun 2008, di tengah krisis keuangan global, Buffett mengungkapkan pedoman yang hingga kini masih relevan:
“Takutlah ketika orang lain serakah, dan serakahlah ketika orang lain takut.”
Filosofi ini menjadi alasan mengapa ia tetap membeli saham perusahaan Amerika Serikat saat resesi. Bagi Buffett, pasar mungkin saja turun sementara, tetapi fundamental usaha yang kuat akan terus berkembang dalam jangka panjang.
Fokus Pada Tujuan Jangka Panjang
Buffett percaya, investasi bukan permainan cepat untuk mencari keuntungan dalam hitungan minggu atau bulan. Kesuksesan datang pada mereka yang sabar dan konsisten.
Ketika sentimen pasar negatif membuat harga turun, itulah waktu terbaik untuk terus mengalokasikan dana ke portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Riwayat ekonomi menunjukkan, setelah setiap penurunan besar, pertumbuhan akhirnya kembali menguat.
Sentimen Negatif Tidak Bertahan Selamanya
Pada puncak pasar bearish 2007–2009, indeks S&P 500 turun lebih dari 50 persen. Panik meluas, dan banyak investor menjual portofolio mereka. Buffett melakukan hal sebaliknya: mengalihkan asetnya yang semula berbasis obligasi ke saham.
Keputusan itu terbukti tepat. Setelah ekonomi pulih, nilai saham kembali menanjak hingga mencetak rekor baru. Buffett pernah menulis, sebagian besar perusahaan besar akan mampu mencetak laba yang lebih tinggi di masa mendatang — terlepas dari badai ekonomi yang sempat terjadi.
Mengambil Hikmah dari Sejarah Pasar
Buffett mengingatkan bahwa abad ke-20 dipenuhi peristiwa berat: perang besar, depresi ekonomi, krisis minyak, konflik politik, hingga pandemi. Namun, pasar tetap mampu tumbuh dari masa ke masa.
Bagi investor yang tetap berdisiplin membeli saat harga turun, sejarah pasar menjadi bukti bahwa kesabaran sering membuahkan hasil positif.
Kunci dari strategi Warren Buffett adalah keberanian untuk tetap berinvestasi secara konsisten ketika ketakutan mendominasi. Investor yang fokus pada kualitas bisnis dan jangka panjang berpotensi menuai keuntungan besar setelah badai mereda.
Jika gejolak pasar kembali terjadi, pertanyaan pentingnya bukanlah “Haruskah saya keluar?” melainkan “Bagaimana saya memanfaatkan momen ini dengan bijak sesuai strategi?”