Malangsatu.id-Bayangkan kamu adalah investor yang sedang memperhatikan pergerakan saham DADA kode emiten dari PT Diamond Citra Propertindo Tbk. Dalam beberapa pekan terakhir, pasar saham ramai membicarakan aksi jual besar-besaran yang dilakukan oleh PT Karya Permata Inovasi Indonesia (KPII), sebagai pemegang saham pengendali DADA. Aksi ini bukan cuma membuat harga saham DADA anjlok, tapi juga bikin banyak investor deg-degan menunggu kelanjutannya.
Lalu, sebenarnya apa yang terjadi di balik penurunan harga saham DADA yang begitu drastis? Kenapa KPII, yang sebelumnya memegang kendali, malah memilih melepas sebagian besar sahamnya? Nah, di artikel ini, kita akan mengupas tuntas cerita di balik aksi jual tersebut, alasan di balik keputusan besar itu, serta dampaknya terhadap harga dan sentimen pasar. Yuk, simak sampai habis supaya kamu nggak ketinggalan info penting seputar saham DADA!
Sebagai ilustrasi, mari kita bayangkan seorang investor pemula, sebut saja Andi, yang baru saja membeli saham DADA beberapa minggu lalu ketika harganya masih tinggi. Dalam sekejap, ia melihat portofolionya merah merona karena penurunan harga yang tajam. Apa yang sebenarnya terjadi? Ini bukan sekadar fluktuasi biasa, ada aksi korporasi yang cukup signifikan di baliknya.
Aksi Jual Saham DADA oleh Pemegang Saham Pengendali
Pada 23 Oktober 2025, KPII secara tiba-tiba melepas saham DADA dalam jumlah besar. Sebelum aksi jual itu, KPII masih menggenggam sekitar 2,8 miliar lembar saham atau setara dengan 37,76 persen dari total modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Tapi sehari kemudian, angka itu merosot tajam menjadi hanya 1,62 miliar saham atau sekitar 21,86 persen saja. Artinya, sekitar 1,2 miliar saham dilepas ke pasar dalam waktu singkat.
Transaksi penjualan saham DADA ini dilakukan di harga yang bervariasi, mulai dari Rp80 hingga Rp55 per saham. Setelah aksi jual besar-besaran tersebut, harga saham DADA pun semakin tertekan, hingga akhirnya turun ke level Rp50 per saham. Bayangkan saja, penurunan harga yang begitu cepat tentu memicu kepanikan di kalangan investor.
Mengapa KPII Melepas Saham DADA Secara Masif?
Banyak orang bertanya-tanya, apa yang membuat pemegang saham pengendali seperti KPII rela menjual sebagian besar kepemilikannya? Ternyata, keputusan ini bukan tanpa alasan. Menurut Bayu Setiawan, Direktur DADA, langkah tersebut diambil demi memperkuat struktur permodalan dan memperbaiki arus kas perusahaan.
“Langkah ini sejalan dengan upaya pengendali untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan serta memastikan kelangsungan dan percepatan pelaksanaan proyek-proyek yang sedang berjalan,” ujar Bayu dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hasil penjualan saham DADA ini nantinya akan digunakan untuk mendukung operasional perusahaan, mulai dari memenuhi berbagai kewajiban keuangan, menyediakan modal kerja untuk proyek Apple 3 yang sudah memasuki tahap akhir, hingga pengembangan proyek lain lewat skema Kerja Sama Operasi (KSO). Bisa dibilang, KPII memilih ‘mengorbankan’ sebagian sahamnya demi kesehatan keuangan perusahaan dalam jangka panjang.
Dampak Aksi Jual Terhadap Harga Saham DADA
Aksi jual saham DADA oleh pengendali langsung berimbas pada harga di pasar. Dalam beberapa hari setelah penjualan, harga saham DADA terus ‘nyungsep’, bahkan sempat mengalami auto reject bawah (ARB) selama sembilan hari berturut-turut. Untuk kamu yang belum tahu, auto reject bawah atau ARB adalah batas penurunan harian harga saham yang otomatis menghentikan perdagangan jika batas tertentu tercapai—semacam rem darurat agar harga tidak jatuh terlalu dalam dalam satu hari.
Harga saham DADA yang sebelumnya sempat menyentuh Rp178 pada 9 Oktober 2025, kini sudah tergerus hingga ke level Rp50. Jika dihitung, penurunan ini setara dengan kerugian sekitar 72 persen! Tak heran, banyak investor yang panik dan mulai mempertanyakan prospek saham DADA ke depan. Tentu, ini jadi pelajaran penting tentang risiko berinvestasi di saham, apalagi jika terjadi aksi jual besar-besaran oleh pemegang saham utama.
Apakah Akan Ada Perubahan Pengendali di Saham DADA?
Meskipun KPII sudah melepas banyak saham DADA, pihak perusahaan menegaskan bahwa tidak ada rencana perubahan pengendali dalam 12 bulan ke depan. Artinya, KPII masih tetap menjadi pemegang saham pengendali meski porsinya sudah jauh berkurang.
Langkah ini memang menuai pro dan kontra. Di satu sisi, pelepasan saham dalam jumlah besar bisa menekan harga dan mengundang sentimen negatif. Di sisi lain, jika dana hasil penjualan benar-benar digunakan untuk memperkuat modal dan memperlancar proyek, harapannya dalam jangka panjang kondisi perusahaan bisa makin sehat dan harga saham bisa pulih perlahan.
Apa yang Bisa Dipelajari?
Kisah tentang saham DADA ini bisa jadi pelajaran penting buat para investor, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman. Aksi jual dari pemegang saham pengendali bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh. Selain bisa mempengaruhi harga, sentimen pasar juga sangat dipengaruhi oleh aksi-aksi seperti ini.
Misalnya, Andi tadi yang sempat panik ketika harga saham DADA tiba-tiba anjlok, kini harus menimbang ulang strateginya: apakah tetap bertahan dan berharap harga pulih, atau cut loss dan mencari peluang lain? Memahami alasan di balik aksi korporasi, seperti kebutuhan modal untuk proyek, bisa membantu investor mengambil keputusan yang lebih rasional dan tidak terbawa emosi sesaat.
Menanti Pergerakan Saham DADA Selanjutnya
Perjalanan saham DADA beberapa waktu terakhir memang penuh gejolak. Aksi jual saham DADA oleh KPII jadi sorotan banyak pihak, terutama karena dampaknya yang langsung terasa di harga dan psikologi pasar. Namun, di dunia saham, dinamika semacam ini memang kerap terjadi.
Buat kamu yang tertarik dengan saham DADA, penting untuk terus memantau perkembangan terbaru, membaca laporan keuangan, dan memahami arah strategi perusahaan. Jangan lupa, selalu pertimbangkan risiko sebelum mengambil keputusan investasi. Siapa tahu, setelah badai ini berlalu, saham DADA bisa kembali menunjukkan taringnya di pasar.