Saham ADRO Melesat 2,92%, Investor Asing Serbu di Tengah Perubahan Fokus Bisnis Alamtri Resources

Malangsatu.id-Pergerakan saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) kembali menjadi sorotan pasar. Pada perdagangan Senin (3/11/2025), saham emiten energi tersebut ditutup menguat 2,92% di level Rp1.940 per saham. Penguatan tersebut berhasil menempatkan ADRO di jalur positif dalam sepekan terakhir, menunjukkan minat investor yang mulai pulih pada saham terkait komoditas mineral dan batu bara metalurgi.

Kenaikan harga saham ini dikontribusikan oleh aktivitas beli dari investor baik asing maupun domestik. Sepanjang perdagangan, sebanyak 167,26 juta lembar saham ADRO berpindah tangan dengan frekuensi 33.908 transaksi, dan nilai transaksi mencapai Rp325,47 miliar.

Asing Serbu ADRO, Akumulasi Menguat

Aksi borong investor asing cukup dominan. Data perdagangan menunjukkan net buy asing mencapai Rp26,83 miliar pada hari yang sama. Sejumlah broker asing papan atas tercatat aktif mengoleksi saham ADRO, antara lain:

BrokerNet Buy
UBS SekuritasRp24,3 miliar
MacquarieRp8,7 miliar
VerdhanaRp2 miliar
JP MorganRp2 miliar

Dari sisi domestik, sejumlah broker besar juga ikut mengakumulasi saham ADRO, termasuk:

BrokerNet Buy
Indo Premier SekuritasRp21,4 miliar
Semesta IndovestRp9,3 miliar
VerdhanaRp6,3 miliar
Phillip SekuritasRp6 miliar
Trimegah SekuritasRp4 miliar

Dengan aliran dana masuk tersebut, sepanjang sepekan saham ADRO telah naik 8,68% dengan net buy asing mencapai Rp68,68 miliar. Sinergi permintaan asing dan domestik mencerminkan optimisme investor terhadap prospek bisnis ADRO ke depan.

Analisis Teknikal: Masih Bearish, tapi Ada Peluang

Menurut laporan analis BRI Danareksa Sekuritas pada perdagangan Senin siang, secara teknikal ADRO masih berada dalam tren bearish. Namun, penguatan terbaru menandakan adanya titik pantul (pullback) yang cukup kuat.

Saat ini saham ADRO berhasil bertahan di atas area support 1.850–1.900. Jika momentum positif berlanjut, target resistance terdekat yang diincar analis berada pada rentang Rp2.000–Rp2.045.

Investor jangka pendek disebut perlu mencermati pergerakan harga pada level psikologis Rp2.000 sebagai area konfirmasi breakout.

Kinerja Keuangan: Laba Menurun, Namun Ada Sinyal Pemulihan

Meskipun pergerakan saham cukup agresif, kondisi fundamental perusahaan masih menjadi perhatian pelaku pasar. Dalam laporan keuangan periode Januari–September 2025, ADRO mencatat:

  • Laba bersih: US$301,59 juta
    Turun dari US$1,18 miliar pada periode sama 2024
  • Pendapatan usaha: US$1,34 miliar
    Turun dari US$1,54 miliar di 9 bulan 2024
  • Beban pokok pendapatan naik dari US$875,55 juta menjadi US$884,65 juta
  • Laba bruto menurun menjadi US$463,51 juta dari US$673,48 juta

Walaupun secara total 9 bulan terjadi penurunan, kinerja kuartalan justru menunjukkan pemulihan:

PeriodeLaba Bersih
Q2 2025US$98,24 juta
Q3 2025US$126,64 juta

Kenaikan laba kuartalan ini dinilai sebagai sinyal bahwa reformasi bisnis yang dilakukan perusahaan mulai memberikan hasil.

Transformasi Model Bisnis Jadi Sorotan Investor

ADRO kini tidak lagi fokus sepenuhnya pada batu bara termal. Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Adaro Energi Indonesia Tbk itu telah menjalankan spin-off bisnis batu bara termal ke entitas terpisah pada akhir 2024.

Transformasi bisnis yang dilakukan meliputi:

Segmen Fokus Baru ADROMelalui Entitas
Batu bara metalurgiPT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR)
Mineral strategisADMR
Energi Baru Terbarukan (EBT)Portofolio internal dan ekspansi hijau

Perubahan ini sejalan dengan tuntutan global untuk menekan emisi dan meningkatkan eksplorasi komoditas energi masa depan seperti nikel dan material baterai.

Namun demikian, penurunan pendapatan secara konsolidasi menunjukkan bahwa proses transisi masih membutuhkan waktu untuk menghasilkan pertumbuhan lebih stabil.

Apa yang Membuat Investor Kembali Optimistis?

Beberapa faktor yang mendasari sentimen positif investor:

  1. Peningkatan laba kuartalan menunjukkan perbaikan operasional
  2. Diversifikasi bisnis mendukung pertumbuhan jangka panjang
  3. Aksi beli asing yang meningkat menjadi indikator kepercayaan institusi global
  4. Prospek harga batu bara metalurgi dan mineral yang tetap kuat
  5. Valuasi yang dinilai masih menarik setelah koreksi panjang

Dengan tren ESG dan kebutuhan industri baja global, batu bara metalurgi dinilai masih akan memiliki permintaan tinggi dalam beberapa tahun mendatang.

Momentum Mulai Pulih, Tapi Risiko Masih Ada

Kenaikan harga saham ADRO yang disertai akumulasi besar dari investor domestik dan asing memberikan sinyal pemulihan sentimen pasar. Transformasi bisnis menuju mineral dan energi baru terbarukan pun berpotensi menjadi katalis positif jangka menengah-panjang.

Namun, investor tetap perlu mencermati:

  • Tren penurunan kinerja keuangan tahunan
  • Tekanan biaya produksi yang meningkat
  • Sentimen global terhadap komoditas energi

Dalam jangka pendek, ADRO berpeluang menguji kembali level resistance Rp2.000–Rp2.045 yang akan menjadi penentu arah harga berikutnya.