Malangsatu.id-Selama bertahun-tahun, umat manusia bertanya-tanya, di mana tepatnya langit berakhir dan antariksa bermula? Jawaban dari teka-teki ini ternyata terletak pada sebuah batas tak terlihat yang dikenal sebagai Garis Karman. Batas ini bukan sekadar imajinasi ilmuwan—namun menjadi parameter penting dalam dunia penerbangan dan teknologi antariksa modern.
Garis Karman didefinisikan sebagai demarkasi antara atmosfer Bumi dan luar angkasa. Batas ini juga menentukan kelas penerbangan: apakah sebuah kendaraan berada dalam ranah aviation atau aerospace.
Asal-Usul Nama, Jejak Fisikawan Visioner
Istilah Garis Karman berasal dari Theodore von Karman, fisikawan Amerika-Hungaria yang berjasa dalam memformulasikan transisi aerodinamika menuju orbital. Ia menjadi tokoh pertama yang memberikan definisi ilmiah mengenai batas Bumi dan ruang angkasa.
Fungsi Penting Bagi Satelit dan Pesawat Antariksa
Para ilmuwan menegaskan bahwa Garis Karman menjadi acuan untuk menentukan area aman bagi satelit dalam menjaga lintasan orbitnya.
Menurut Katrina Bossert, fisikawan luar angkasa dari Arizona State University, batas tersebut adalah ketinggian di mana objek dapat mengorbit Bumi tanpa risiko terbakar akibat interaksi dengan atmosfer atau kehilangan kecepatan dan akhirnya jatuh kembali ke planet kita.
Ketika Atmosfer Mulai Melemah
Hambatan udara (aerodynamic drag) menjadi faktor utama. Semakin rendah orbit sebuah satelit, semakin besar gesekan dari atmosfer atas Bumi yang memperlambat pergerakannya. Karena itu, satelit orbit rendah atau Low Earth Orbit (LEO)—yang berada di bawah 1.000 kilometer—berumur terbatas sebelum kembali memasuki atmosfer.
“Ada tarikan gradual dari atmosfer atas yang menurunkan kecepatan orbit,” jelas Bossert dalam wawancara ilmiah.
Seberapa Tinggi Garis Karman?
Meski sering disebut berada di ketinggian 100 kilometer di atas permukaan laut, sejumlah pakar menyebut masih ada ruang perdebatan.
Matthew Igel, Asisten Profesor Ilmu Atmosfer di University of California, menegaskan bahwa keberadaan objek masih memungkinkan berada di bawah garis tersebut. Namun, untuk tetap stabil di orbit rendah, dibutuhkan kecepatan ekstrem agar tidak tertarik turun oleh gravitasi dan gesekan atmosfer.
Batas Praktis bagi Dunia Penerbangan
Peran Garis Karman sangat strategis:
- Menjadi pemilah antara izin penerbangan biasa dan misi luar angkasa
 - Menjadi acuan hukum udara internasional
 - Menentukan klasifikasi pilot: pilot penerbangan atau astronaut
 
“Ini adalah ambang batas imajiner, tetapi sangat praktis dalam memisahkan dunia penerbangan dengan dunia antariksa,” ujar Igel.
Garis Karman bukan sekadar konsep teoritis—melainkan fondasi utama dalam eksplorasi modern. Di titik inilah manusia mendefinisikan apa yang disebut ujung dunia dan awal ruang hampa kosmos. Meski tidak terlihat dan masih menjadi perdebatan ilmiah, batas ini telah menjadi pedoman penting bagi seluruh teknologi yang mengorbit di atas kepala kita.