Malangsatu.id-Dunia teknologi kembali geger. Nvidia, perusahaan chip yang dulu cuma dikenal gamer hardcore, kini resmi jadi emiten pertama di planet ini yang menembus kapitalisasi pasar 5 triliun dolar AS. Angka yang bikin kepala pening ini setara dengan sekitar Rp 83.000 triliun. Fantastis.
Ledakan permintaan chip AI dan ekspansi bisnis besar-besaran bikin nama Nvidia melesat tak tertandingi. Tapi di balik gedung megah dan GPU super canggih itu, ada satu tokoh yang perjalanan hidupnya luar biasa inspiratif: Jensen Huang.
Si Anak Perantau yang Tumbuh dari Keterbatasan
Jauh sebelum memakai jaket kulit ikonik dan dipanggil “bapak AI dunia,” Jensen Huang adalah bocah sederhana dari Tainan, Taiwan. Keluarganya beberapa kali pindah negara, sampai akhirnya Huang kecil dikirim ke Amerika Serikat untuk tinggal di sekolah berasrama yang terkenal disiplin.
Saat remaja, hidupnya makin menantang. Untuk bertahan, ia bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah restoran. Dari pekerjaan itulah ia belajar soal kerja keras, efisiensi, dan menghargai setiap proses. Tidak glamor, tapi jadi pijakan mental untuk hidupnya kelak.
Tak butuh waktu lama, ia naik jabatan jadi pelayan. Buat orang lain mungkin biasa saja, tapi bagi Jensen, itu simbol bahwa kerja keras selalu berbuah.
Menemukan Jalur Masa Depan di Dunia Chip
Kecerdasan Jensen terlihat jelas sejak sekolah. Ia lulus SMA lebih cepat, lalu kuliah teknik elektro di Oregon State University. Di situlah ia bertemu Lori — partner hidupnya sampai hari ini.
Selepas kuliah, ia meniti karier di industri semikonduktor lewat AMD dan LSI Logic. Namun ambisinya jauh lebih besar. Di waktu yang sama, ia menyelesaikan gelar master di Stanford untuk memperkuat fondasi teknisnya.
Akhirnya pada 1993, di sebuah restoran Denny’s di San Jose, lahirlah ide besar: perusahaan chip yang bakal mengubah masa depan komputasi. Nama perusahaan itu: Nvidia. Modal awalnya? Hanya 40.000 dolar AS. Tapi tekadnya tak ternilai.
Dari GPU Gaming ke Tulang Punggung AI Dunia
Nvidia awalnya sukses karena GPU-nya dipakai gamer dan seniman visual. Namun Huang melihat jauh ke depan. Menurutnya, GPU bukan cuma buat animasi dan game — tapi juga kunci percepatan kecerdasan buatan.
Prediksi itu benar. Kini chip Nvidia jadi otak dari:
• Sistem AI generatif
• Data center modern
• Superkomputer
• Keamanan digital
• Teknologi pertahanan negara
Semua ini membuat Nvidia melonjak menjadi perusahaan paling berpengaruh dalam era komputasi baru.
Tembus 5 Triliun Dolar AS: Level yang Belum Pernah Ada
Pada 29 Oktober 2025, Nvidia resmi naik kasta ke liga yang belum pernah dicapai perusahaan mana pun. Market cap 5 triliun dolar AS membuatnya duduk di puncak, melewati Apple dan Microsoft.
Dorongan besar lainnya datang dari rencana Nvidia yang menyiapkan:
• Pesanan chip senilai 500 miliar dolar AS
• Pembangunan 7 superkomputer baru untuk Pemerintah AS
Tak heran para analis sepakat: Nvidia bukan sekadar produsen chip, tapi arsitek masa depan AI dunia.
Meski begitu, valuasi setinggi ini tetap membawa tantangan. Pasar ingin bukti nyata, bukan sekadar prospek mentereng. Tapi dengan proyek yang sudah berjalan di sektor strategis, posisi Nvidia tampak kokoh.
Perjalanan yang Mengilhami Dunia
Jensen Huang kini masuk jajaran 20 orang terkaya dunia, dengan kekayaan di atas 91 miliar dolar AS. Namun yang lebih penting: ia berhasil membuktikan bahwa asalmu tidak menentukan masa depanmu.
Dari mencuci piring di restoran sampai memimpin perusahaan paling bernilai di era AI — kisah Huang adalah bukti bahwa mimpi besar, keberanian, dan kerja keras tak akan mengkhianati hasil.