Malangsatu.id-Langkah berani kembali datang dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Raksasa perbankan pelat merah ini resmi menetapkan rencana buyback saham Mandiri dengan nilai maksimal mencapai Rp1,17 triliun. Aksi korporasi ini menunjukkan keyakinan kuat manajemen terhadap prospek jangka panjang perusahaan, meski kondisi pasar saham lagi agak goyah belakangan ini.
Detail Rencana Buyback Saham Mandiri
Bank Mandiri menyampaikan bahwa aksi pembelian kembali saham (buyback) ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 12 bulan, terhitung sejak mendapat restu dari pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 25 Maret 2025. Artinya, buyback bisa dilakukan kapan saja hingga 25 Maret 2026, tergantung kondisi pasar.
Menurut Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Ari Rizaldi, langkah ini bukan sekadar strategi finansial biasa. Ia menegaskan bahwa perusahaan akan mempertimbangkan dinamika makroekonomi dan pasar saham sebelum mengeksekusi pembelian.
“Seluruh proses akan dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola perusahaan yang baik,” ujar Ari dalam paparan kinerja kuartal III/2025, di Jakarta, Senin (27/10).
Saham BMRI Masih Melemah, tapi Potensi Besar
Secara teknikal, saham BMRI memang sedang berada di fase tekanan. Pada perdagangan terakhir, harga saham Bank Mandiri turun 1,76% atau 80 poin, ditutup di level 4.470. Sejak awal tahun (year-to-date/ytd), saham BMRI sudah terkoreksi 23,59%, dari posisi awal tahun di 5.850 poin.
Namun justru di sinilah menariknya. Biasanya, perusahaan melakukan buyback saham ketika harga dianggap undervalued atau belum mencerminkan nilai fundamental yang sebenarnya. Jadi, langkah ini bisa jadi sinyal bahwa manajemen Bank Mandiri melihat peluang emas untuk memperkuat nilai sahamnya di masa depan.
Tujuan Strategis Buyback: Nilai & Komitmen
Manajemen menyebut bahwa pelaksanaan buyback saham Mandiri ini punya dua tujuan besar:
- Meningkatkan nilai bagi pemegang saham, sebagai bentuk kepercayaan terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
- Mendukung program kepemilikan saham bagi pegawai (ESOP) — atau Employee Stock Ownership Program.
Program ESOP ini bukan cuma bentuk apresiasi untuk karyawan, tapi juga strategi buat meningkatkan loyalitas dan keterlibatan mereka dalam menjaga kinerja perusahaan. Jadi, selain memperkuat harga saham, buyback juga punya efek positif terhadap budaya kerja di dalam perusahaan.
Dividen Tetap Aman
Buat para investor yang khawatir buyback bakal “menggerus” dividen, tenang aja. Ari menegaskan bahwa Bank Mandiri akan tetap menjaga konsistensi kebijakan dividen sesuai strategi keuangan utama. Pembagian dividen masih akan memperhatikan modal, likuiditas, rencana ekspansi, dan tentu saja aspirasi pemegang saham.
Dengan kata lain, buyback ini bukan pengganti dividen — tapi tambahan strategi buat memperkuat nilai pemegang saham jangka panjang.
Kinerja Keuangan Masih Solid
Meski laba bersih sedikit menurun, performa fundamental Bank Mandiri masih terjaga kuat. Pada kuartal III/2025, Bank Mandiri mencatat laba bersih konsolidasi Rp37,7 triliun, turun 10,25% (yoy) dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp42,01 triliun.
Tapi menariknya, pendapatan bunga bersih tetap tumbuh 4,9% (yoy) jadi Rp78,3 triliun, dan pendapatan non-bunga naik 7,97% (yoy) ke Rp33,2 triliun. Penyaluran kredit juga tumbuh 11% (yoy) mencapai Rp1.764 triliun, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang rendah di level 1,03% — tanda manajemen risiko yang tetap sehat.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 13% (yoy) ke Rp1.884 triliun, dengan komposisi dana murah (CASA) di 69,3%. Artinya, Bank Mandiri masih jadi salah satu bank paling efisien di Indonesia dari sisi biaya dana.
Sinyal Positif buat Investor
Langkah buyback saham Mandiri senilai Rp1,17 triliun ini bisa dibaca sebagai sinyal positif di tengah tekanan pasar. Ketika perusahaan besar seperti Bank Mandiri berani melakukan buyback, itu berarti mereka yakin terhadap valuasi dan prospek bisnisnya.
Buat investor jangka menengah hingga panjang, aksi ini bisa jadi momentum menarik untuk memperhatikan saham BMRI lebih dekat.
Rencana buyback saham Mandiri bukan cuma langkah finansial biasa, tapi bentuk optimisme manajemen terhadap kinerja dan masa depan perusahaan. Dengan fundamental yang masih kuat, kebijakan dividen tetap konsisten, dan potensi ESOP untuk karyawan, Bank Mandiri seolah bilang ke pasar: “Kami masih percaya diri, dan ini saat yang tepat buat memperkuat posisi.”