MALANGSATU.ID – Autopsi korban tragedi Kanjuruhan dilakukan oleh tim dari PDFI Jawa Timur disalah satu kuburan korban tragedi kanjuruhan di Wajak, Sabtu 5/11/2022.
Devi Athok ayah korban sempat histeris ketika menyaksikan di tenda tempat dilakukan autopsi.
Devi Athok ayah salah satu korban mengatakan, kondisi jenazah kedua anaknya memang tak wajar saat mengeceknya sesaat ketika tiba di rumah duka. Dia sempat melihat kondisi jenazah kedua anaknya sekilas di RS Wava Husada, Kepanjen.
“Pertama kali menemukan jenazah itu banyak kejanggalan, dengan kondisi dadanya merah hitam, sampai ada biru-biru keluar darah,” ujarnya.
Devi Athok mengatakan bahwa dengan kondisi itulah akhirnya curiga bahwa anaknya meninggal dunia dalam keadaan tak wajar. Apalagi ada beberapa informasi yang didapat adanya tembakan gas air mata ke tribun.
“Kalau gas air mata beracun, kenapa ditembakkan gas air mata ke tribun. Dari sana saya Bismillah merelakan anak saya, agar terungkap semua pelaku-pelakunya,” keluhnya.
Devi Athok mengatakan bahwa langkah autopsi terhadap kedua anaknya ini sebagai upaya mengungkap penyebab pasti kematian dua anaknya dan 133 korban lainnya.
“Kasihan anak saya, kasihan saudara-saudara kita nyawa 135 saudara kita. Kalau hukum manusia tidak bisa, biar azab Allah yang bicara,” ungkapnya.
Sementara itu, tampak sejumlah Aremania mengawal langsung proses Autopsi terhadap dua korban Tragedi Kanjuruhan yang dilakukan di Dusun Patuk, Desa Sukolilo, Wajak, Kabupaten Malang.
Tampak hadir di lokasi autopsi tokoh Arema Anto Baret bersama sejumlah Aremania maupun Aremanita. Anto Baret tampak bersama Devi Athok, ayah korban Tragedi Kanjuruhan yang dilakukan autopsi.
Pada kesempatan itu, Aremania juga membawa spanduk yang berisikan aspirasi dan protes. Mereka juga membagi selebaran terkait Tragedi Kanjuruhan yang prosesnya dinilai dilemahkan oleh pihak-pihak tertentu. (*)