MALANGSATU.ID – Pandemi Virus Corona telah memaksa masyarakat untuk berdiam diri di tempat tinggalnya masing-masing dalam kurun waktu hingga beberapa bulan.
Kondisi itu membuat semua orang terpaksa beradaptasi memenuhi kebutuhan, baik primer, sekunder, maupun tersier melalui transaksi online. Salah satu saluran yang menyediakan beragam kebutuhan ialah e-commerce.
Menghadapi kondisi tersebut, beberapa komunitas dan organisasi kepemudaan menggagas Kompor Desa (Komunitas Pasar Online Desa) dalam turut serta membantu para UMKM dan masyarakat pedagang kecil memasarkan dagangannya melalui transaksi online.
Hal ini disampaikan oleh M. Iksan penggagas Kompornya Desa yang juga Pengasuh padepokan Cinta Tanah Air (PCTAI) yang mengatakan bahwa era baru masyarakat harus terbiasa dengan transaksi via online.
“Masyarakat harus siap menghadapi era baru atau new normal yang kini diberlakukan oleh pemerintah ditengah pandemi Covid-19 yang juga belum berakhir”, ujarnya, Selasa 2/6/2020.
M. Iksan mengatakan bahwa Kompor Desa ini digagasnya bersama beberapa komunitas dan organisasi kepemudaan serta perguruan tinggi.
“Kami gagas ini bersama dengan beberapa komunitas dan organisasi diantaranya kami sendiri dari Padepokan Cinta Tanah Air, Gusdurian Kanjuruhan, GP Ansor Kab Malang, muslimat NU Kab Malang, Komunitas Kembang Kopi, serta Unira Malang”, jelasnya.
Kemudian, M. Iksan menyampaikan bahwa Kompor Desa ini bertujuan untuk membangun ketahanan ekonomi keluarga menyongsong era baru atau new normal.
“Program ini merupakan langkah mengangkat ekonomi kerakyatan, dimana disamping mengenalkan produk masyarakat kecil menengah dengan menggunakan sistem jaringan virtual”, jelasnya.
Lebih lanjut, M. Iksan menjdlaskan bahwa memasuki new normal ini, pada akhirnya, konsumen mulai menyadari manfaat dari perubahan gaya hidup tersebut. Pola belanja baru diprediksi berlanjut karena dianggap membuat konsumen lebih nyaman.
“Kebiasaan baru yang muncul menyebabkan masyarakat, terutama generasi Y, generasi X, hingga generasi baby boomers tak lagi awam atau khawatir bertransaksi secara virtual. Mereka bahkan menaruh kepercayaan terhadap pola berbelanja online karena menganggap aktivitas belanja online lebih simpel dan menguntungkan”, jelasnya.
M. Iksan menyampaikan bahwa belakangan bisnis perdagangan online justru akan semakin bersinar di masa new normal mendatang. Permintaan barang-barang ritel melalui platform e-commerce akan melonjak, dan para pengusaha harus mempersiapkan diri dengan segala sesuatu yang dibutuhkan.
“Salah satunya membekali diri dengan pengetahuan seputar teknologi bertransaksi online”, ujarnya.
Kemudian, Iksan melanjutkan bahwa perubahan perilaku belanja tersebut diprediksi akan bertahan lama meski pandemi Virus Corona usai karena membuat konsumen nyaman. Pada akhirnya, bisnis layanan pengiriman barang mengalami peningkatan permintaan.
“Belum lagi pertumbuhan bisnis e-commerce yang otomatis akan berdampak positif terhadap bisnis layanan pengiriman barang. Semakin banyak pembelian barang melalui perdagangan online, maka layanan pengiriman barang tentu akan semakin dibutuhkan produsen dan konsumen”, tandasnya. (*)